Tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek Tiongkok adalah Festival Rembulan atau hari raya Tiong Chiu (中秋節), salah satu hari raya tradisional yang sangat penting di Tiongkok. Tiong Chiu biasanya jatuh pada pertengahan musim gugur, maka
juga disebut sebagai Hari Raya Pertengahan Musim Gugur.
Kini di Tiongkok terdapat banyak peninggalan sejarah seperti "Altar Sembahyang Bulan", "Serambi Sembahyang Bulan" atau "Gedung Menikmati Bulan". Misalnya "Kuil Bulan" (月坛) yang terletak di sebelah barat kota Beijing, adalah sebuah bangunan khusus untuk upacara sembahyang kepada bulan yang dibangun pada masa Dinasti Ming (1368-1644 Masehi).
Pada Hari Tiong Chiu, biasanya orang Tiongkok menaruh meja sembahyang di halaman terbuka, dengan disediakan kue bulan, delima, kurma dan kuaci di atasnya, setelah bersembahyang kepada bulan, anggota sekeluarga duduk berkeliling di meja, makan sambil ngobrol, bersama-sama menikmati pemandangan bulan purnama.
Tiong Chiu Pia 中秋餅
Makan kue bulan atau Tiong Chiu Pia pada hari raya tersebut adalah
adat-istiadat bangsa Tionghoa. Kue bulan yang berbentuk bulat
melambangkan reuni keluarga.
Mengenai asal usulnya Hari Tiong Chiu, dongeng "Chang'e terbang ke bulan" adalah salah satu cerita yang paling popular di Tiongkok.
Konon pada zaman dahulu, di langit terdapat 10 matahari sehingga padi-padi di ladang terpanggang hangus, dan di bumi binatang ganas dan ular berbisa merajalela ke mana-mana. Waktu itu, di bumi ada seorang pahlawan yang namanya Hou Yi (后羿). Hou Yi yang pandai memanah pada suatu hari menaiki gunung Kunlun dan dengan berani memanah jatuh 9 dari 10 matahari di langit, dan memerintahkan satu matahari yang sisa harus naik turun sesuai dengan jadwalnya.
Sejak itulah, Hou Yi menjadi pahlawan yang sangat dihormati
rakyat, kemudian dia menikahi seorang gadis yang cantik dan baik hati, yakni Chang'e (嫦娥). Pasangan suami-istri itu saling cinta-mencintai, dan hidup bahagia sejak itu.
Hou Yi (后羿) dan Chang E (嫦娥)
Banyak orang mengikuti Hou Yi belajar kepandaiannya, salah satu anak buahnya adalah Peng Meng, yang cukup jahat. Suatu peristiwa, Hou Yi sempat bertemu Ibusuri Raja Langit, dan
diberikan obat awet muda seumur hidup. Katanya, siapa pun yang minum obat itu bisa segera terbang ke langit dan menjadi Dewa. Hou Yi tidak minum obat itu karena tidak tega meninggalkan istrinya, akhirnya obat itu disimpan oleh Chang'e. Namun hal itu diketahui oleh Peng Meng. Dia ingin mencuri obatnya.
Suatu hari, ketika Hou Yi sedang berburu di luar, Peng Meng masuk ke kamar Chang'e dengan memegang pedang untuk merebut obat panjang umur itu. Untuk menjaga obat itu, Chang'e tak dapat tidak menelan obatnya, kemudian, badan Chang'e segera menjadi ringan dan mulai terbang ke langit. Karena Chang'e sangat kangen suaminya, akhirnya sang istri terbang ke bulan, bintang yang paling dekat dengan bumi.
Hou Yi pulang dan sangat sedih setelah mengetahui insiden itu, tapi Peng Meng yang jahat telah kabur. Hou Yi melihat bulan sambil berteriak-teriak memanggil nama istrinya. Tiba-tiba dia melihat, bulan di langit sangat murni dan terang, sepertinya ada satu bayangan yang mirip istrinya. Dia mencoba mengejar bulan tapi gagal.
Hou Yi sudah putus asa, tapi tetap sangat merindukan istrinya, dia menaruh meja di halaman belakang rumahnya, menyediakan banyak manisan, dan buah-buahan yang disukai Chang'e, dia bersembayang ke bulan, tempat Chang'e tinggal. Rakyat sesudah mengetahui Chang'e menjadi Dewi di bulan, maka
beramai-ramai menyediakan meja dengan sesajen untuk bersembahyang ke Chang'e.
Mulai saat itu, adat-istiadat sembahyang bulan popular di Tiongkok.
Sumber : website China Radio International, divisi/departemen Bahasa Indonesia dengan sedikit perubahan
Legenda lain mengemukakan bahwa kue bulan berasal dari
Dinasti Ming, yang dikaitkan dengan pemberontakan heroik
Zhu Yuan Zhang memimpin para petani Han melawan pemerintah Mongol. Pada saat itu rakyat Han menentang pemerintahan
Mongol dari
Dinasti Yuan, dan para pemberontak yang dipimpin sendiri oleh
Zhu Yuan Zhang,
merencanakan untuk mengambil alih pemerintahan. Zhu Yuan Zhang bingung
memikirkan bagaimana cara menyatukan rakyat untuk memberontak pada hari
yang sama tanpa diketahui oleh pemerintah Mongol.
Zhu Yuan Zhang
Salah seorang penasehat terpercaya nya akhirnya menemukan sebuah ide.
Sebuah berita disebarkan bahwa akan ada bencana besar yang akan menimpa
negeri Tiongkok dan hanya dengan memakan kue bulan yang dibagikan oleh
para pemberontak dapat mencegah bencana tersebut. Kue bulan tersebut
hanya dibagikan kepada rakyat Han, yang akan menemukan pesan “Revolusi
pada tanggal lima belas bulan delapan” pada saat membukanya.
Karena pemberitahuan itu, rakyat
bersama-sama melakukan aksi pada tanggal yang ditentukan untuk
menggulingkan Dinasti Yuan. Dan sejak saat itu kue bulan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari Perayaan pertengahan Musim Gugur. Namun
sebenarnya, kue bulan telah ada tercatat dalam sejarah paling awal pada
zaman Dinasti Song (960-1279). Dari sini, kue bulan dipastikan telah populer dan eksis jauh sebelum Dinasti Ming (1368-1644) berdiri.
Sumber : http://www.tionghoa.info/festival-tiong-chiu-pia/
Sebutan kue bulan pertama kali timbul pada masa dinasti Tang. Merupakan upeti dari Chanyu 单于 atau kepala suku Tibet kepada kaisar Tang. Awalnya disebut Hu-bing 胡饼 yang berarti adalah kue orang Hu, kemudian oleh Yang Guifei 杨贵妃 disebut yuebing 月饼 atau kue bulan karena konon katanya kue orang Hu itu kurang enak di telinga. Catatan mengenai kue bulan ada di jaman Song Selatan yang ditulis oleh Wu Zimu 吴自牧 di buku Catatan Mimpi Liang 梦梁录. Dalam perkembangan sejarahnya, kue bulan menjadi memiliki makna tuanyuan 团圆 atau berkumpulnya satu keluarga. Sehingga pada umumnya saat zhongqiu itu orangtua atau juga sesepuh, membagi-bagi kuenya secara merata pada anggota keluarganya yang hadir maupun tidak hadir, ini mengandung makna keadilan dan kesetaraan serta bersama-sama menikmati kue bulan.
Sumber : web.budaya-tionghoa.net